Sabtu, 26 Oktober 2013

BADUY DALAM, DALAM CERITA - tugas IBD

BADUY DALAM, DALAM CERITA Budaya menurut saya merupakan kepunyaan yang dimiliki oleh tiap negara masing-masing, atau ciri khas yang ada pada negara itu sendiri, buday itu sendiri bisa merupakan seni,tarian, ataupun suku. Kemudia budaya menurut beberapa pendapar yaitu: Kebudayaan dapat diterjemahkan sebagai segala hal yang dimiliki oleh manusia dan merupakan konsep dari hasil pemikiran manusia melalui akalnya (Koentjaraningrat, 1999:11). Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai “kesenian” yang bila dirumuskan menjadi sebagai berikut: Kebudayaan (dalam arti kesenian) adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis, dan indah, sehingga dapat dinikmati dengan panca inderanya (Koentjaraningrat, 1999;19). Bahkan menurut para ahli filsafat, sebagaimana yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1999:19), mendefinisikan kebudayaan dan estetika sebagai kemampuan manusia untuk mengamati keindahan lingkungan secara teratur, yang dicapai dengan cara meniru lingkungannya. Inilah yang kemungkinan selalu diaplikasikan oleh masyarakat Kanekes. Upaya masyarakat Kanekes untuk meniru lingkungannnya ini pun kemudian diwujudkan dalam berbagai perilakunya. Secara umum kebudayaan masih dapat diartikan sebagai ”kesenian”. Akan tetapi ada dua hal yang bersifat mutlak dalam kebudayaan itu sendiri, yang pertama bahasa dan kedua adalah teknologi tradisional. Bahasa suku bangsa yang menjadi pokok etnografi memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari suatu penduduk yang bersangkutan berikut dengan variasi-variasinya. Demikian juga dalam soal teknologi tradisional, umumnya pada suatu kebudayaan akan tampak unsur-unsur yang menonjol, berupa kebudayaan fisik dari suku bangsa itu sendiri. Jelas bahwa munculnya teknologi bangsa itu muncul disebabkan oleh karena manusia mengekspresikan rasa keindahan dalam memproduksi hasil-hasil keseniannya tadi. (Koentjaraningrat, 1999;13). Ada banyak macam suku di indonesia ataupun diluar, Kali ini saya akan menceritakan sekaligus memperkenalkan yaitu suku “Baduy” . Masyarakat Baduy sebenarnya adalah bagian dari etnis Sunda Kuno. Dimana sebutan “Urang Baduy“ (Orang Baduy) digunakan untuk menyebut penduduk Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Sementara mereka sendiri lebih senang menyebut dirinya sebagai “Urang Kanekes“ atau “Urang Rawayan “. ( Subada, 2003;47 ) Sebutan “Urang Kanekes” ini disesuaikan dengan nama tempat dimana mereka tinggal, yaitu wilayah Desa Kanekes. Sedangkan “Rawayan” bisa diartikan jembatan yang dibuat dari tali terurai yang bisa dilewati masyarakat Kanekes jika ingin keluar Desa. Inilah yang kemudian menjadi sebutan untuk masyarakat Kanekes yaitu “Urang Rawayan”. Suku Baduy juga terbagi dua yaitu baduy luar dan baduy dalam, baduy luar adalah suku yang tidak terlalu ketat aturannya,sedangkan baduy dalam segala sesuatunya harus metaati aturan atau adat istiadat yang ada pada wilayah itu sendiri. Cara berpakaian merekapun berbeda,cirinya baduy luar itu menggunakan pakaian hitam,boleh menggunakan listrik, dan menggunakan kendaraan saat berpergian jauh, dsb. Berbeda dengan baduy dalam, baduy dalam menggunakan pakaian putih dan ada iketan kepala berwarna putih pula, mereka juga tidak boleh menggunakan alat-alat listrik,elektronik. dan tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan walaupun saat berpergian jauh. Berapapun jarak yang ditempuh, mereka harus berjalan kaki tanpa alas kaki dan kendaraan. Semua aturan-aturan tersebut sudah menjadi aturan adat masyarakat Baduy dan merupakan kearifan lokal bagi masyarakat itu sendiri. Mereka bisa disebut si pejalan kaki kuat. Walau berbeda aturan mereka tidak lepas dari kerjasama,yaitu menjaga kelestarian lingkungan,hutan dan air. Air merupakan sumber yang berarti bagi mereka karena air itu sendiri yang menjaga kelestarian hutan yang ada pada suku baduy. Sehingga kalau kalian berkunjung kesana kalian akan benar-benar merasakan kesejukan yang luar biasa, kita bisa menemukan sungai dipertengahan hutan, sungainya itu sangatlah jernih,masyarakat baduy menjaga perairan itu sehingga kalau mandipun tidak boleh menggunakan sabun ataupun bahan-bahan yang menggunakan zat kimia,karena menurut pandangan mereka air itu tidak hanya digunakan untuk keperluan mandi,tetapi juga kebutuhan untuk minum,masak dsb. Walaupun mereka mandi tidak menggunakan sabun tapi kesehatan juga menjadi prioritas utama dalam kehidupan mereka. Ini juga adalah bagian dari konsepsi konservasi mereka. Secara harfiah konservasi atau pelestarian berarti pemeliharaan atau pengawetan. Tindakan konservasi mempunyai tujuan mulia untuk menyelamatkan dan melindungi bumi dan segala isinya dari upaya pengerusakan. Menurut Darsoprajitno (2002:91) konservasi adalah pemanfaatan tata alam tanpa merusak atau mengurangi fungsi dari bentukan alam dan budaya manusia atau warisannya, sesuai dengan hukum alam atau adat daerah setempat. Konservasi juga berarti menjaga kelestarian terhadap alam demi kelangsungan hidup manusia (Suparmoko, 2002:20) ada pepatah dari nenek moyang merake yaitu : “Gunung Ulah Dilebur, Lebak Ulah Dirusak” (gunung jangan dihancurkan, daratan jangan dirusak) tentu harus dipraktikkan dalam kehidupan mereka. Dan masih banyak lagai pepatah dari nenek moyang masyarakat baduy. selain itu,dalam memenuhi mata pencahariannya masyarakat baduy juga bercocok tanam padi. Dan hasil dari panen padi itu mereka gunakan untuk keperluan pokok atau pribadi. Padi itu bisa bertahan hingga puluhan tahun karena mereka menyimpannya dalam tempat yang disebut leuit. Leuit itu semacam rumah kecil dan kokoh tapi khusus menyimpan padi. Mata pencaharian mereka juga didapatkan dari hasil panen buah-buahan seperti duren, rambutan, pepaya, pisang dll,kemudian separuh uangnya ada yang dibelikan lauk sebagai pasangan nasi atau disimpan untuk keperluan nanti. Berbicara tentang bahasa mereka menggunakan bahasa sunda seperti yang di anut agama mereka yaitu ‘sunda wiwitan’ tapi saat berbicara dengan orang luar, orang baduy juga bisa berbahasa indonesia meski dalam kehidupan mereka tidak mengenal yang namanya pendidikan,mungkin karena banyak orang-orang luar yang berkunjung ke baduy sehingga mereka mulai belajar dan mengerti bahasa indonesia dari orang luar, masyarakat baduy tidak boleh mengenyam pendidikan itu karena dalam aturan adat mereka tidak diperbolehkan untuk menempuh sekolah formal. sekolah dalam kehidupan mereka adalah berladang dan mematuhi adat itu adalah sebuah pendidikan baginya. Bahkan anak-anak yang usianya 7th pun mereka sudah mulai belajar untuk berladang membantu orang tuanya. Kebiasaan itu mereka lakukan setiap hari, orang baduy selain disebut sebagai pejalan kaki yang kuat mereka juga disebut orang yang pekerja keras, dalam kehidupannya setiap hari orang baduy tidak bisa berdiam diri dan membuang-buang waktu, hidup orang baduy dihabiskan untuk berladang dan walaupun ada waktu berhenti yaitu saat istirahat atau tidur saja. Masyarakat Baduy mengibaratkan kehidupannya seperti haseupan (kukusan), karena mereka tinggal disebuah pegunungan kendeng maka haseupan lah yang menjadi pandangan kehidupan mereka, mereka sangat menjaga dunia mereka karena ditakutkan suatu saat ada bencana,atau meletusnya pegunungan akibat ulah manusia yang hidup didalamnya. Masyarakat Baduy mempunyai kekayaan sumber daya alam yang sangat banyak. tetapi mereka tidak boleh mengeksploitasi hutan berlebih, Kekayaan alam yang mereka punya menuntun mereka untuk selalu hidup selaras,harmonis dengan alam lingkungannya. Segala upaya mereka lakukan pada alam untuk kelestarian hidupnya,upaya itu ditunjukan dengan cara mereka memelihara sumber mata air dan segala isinya, Maka dari itu pandangan masyarakat kanekes juga ditunjukan terhadap Bumi dan kehidupan yang berada pada wadah aseupan, dengan kehidupan yang sejahtera dan damai, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan aturan pada masyarakatnya. Bagi masyarakat kanekes ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan adat, dan tradisi yang ada sangat dijunjung tinggi, Maka dari pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan, upaya untuk menjaga konservasi sumber daya alam yang masih ada pada tataran kebiasaan menjadi sebuah lembaga yang mapan perlu dilakukukan. Nama ; Rina Mulyani kelas ; 1EA12 NPM ; 17213720