Perilaku Konsumen #Softskil4
1. Pengertian Gaya hidup
Gaya
hidup menurut Kotler (2002,
p. 192)adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Gaya
hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di
dunia. Menurut Assael (1984,
p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by
how people spend their time (activities), what they consider important in their
environment (interest), and what they think of themselves and the world around
them (opinions)”.
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri
untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference
yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk
pola perilaku tertentu.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang
lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image
di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk
merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang
sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi
sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
- dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
- Dalam struktur masyarakat modern,
- status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
- dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan penghargaan
masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah
mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu
dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama
untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.
2. Pengertian Status, Peran dan Kelas Sosial
Pengertian Status Sosial (Kedudukan Sosial) adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Pengertian Peran Sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Sedangkan Pengertian Kelas Sosial adalah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
3. Pengertian Kelas Sosial Menurut Definisi Para Ahli
- Soerjono Soekanto : Menurut Soerjono Soekanto, pengertian kelas sosial hampir sama dengan lapisan sosial tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang, tanah, ata kekuasaan. Ada juga yang menggunakan istilah kelas sosial hanya untuk lapisan sosial berdasarkan ekonomi, sedangkan lapisan sosial berdasarkan kehormatan
- Kornblum : Menurut Kornblum yang mendefinisikan pengertian sosial yang mirip dengan kasta, hanya saja ditentukan berdasarkan kriteria ekonomi, seperti penghasilan, pekerjaan, dan kemakmuran. Biasanya, kelas sosial bersifat terbuka dan tidak homogen Artinya, terjadi mobilitas baik ke atas maupun ke bawah di antara kelas-kelas itu.
- Max Weber : Menurut Max Weber membuat pembedaan antara dasar ekonomi dan dasar kedudukan sosial, tetapi tetap menggunakan istilah kelas sosial bagi semua lapisan. Kelas sosial yang sifatnya ekonomi dibagi lagi ke dalam sub kelas yang dipilah berdasarkan kecakakan di bidang ekonomi.
Demikianlah informasi mengenai Pengertian
Status, Peran dan Kelas Sosial. Semoga teman-teman dapat menerima dan
bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian status sosial, pengertian peran
sosial, pengertian kelas sosial. Sekian dan terima kasih. "Salam
Berbagi Teman-Temn".
Referensi :
A. Kajian Status Sosial (Kedudukan Sosial)
Kedudukan sosial terdiri dari
lingkungan pergaulan, hak kewajiban dan prestasi. Seseorang dapat mempunyai
beberapa kedudukan sosial dalam masyarakat karena ikut serta dalam berbagai
pola kehidupan sekaligus. Contohnya, kedudukan seorang pemuda beranama Doni
dari Desa Berdikari yang kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai ketua
karang taruna, mahasiswa teladan tingkat provinsi, calon sarjana psikologi,
calon suami ani dari desa tetangganya.
B. Kajian Peran Sosial
Jika seorang individu telah melaksanakan kewajiban dan
meminta hak-haknya sesuai apa dengan status sosial yang di pangkunya atau
disandangnya, yang telah menjalankan perannya dengan tepat. Peran berasal dari
pola pergaulan hidup. Sehingga peran menentukan apa yang diberikan masyarakat
disekitarnya. Perang dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang
dalam masyrakat berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat.
C. Kajian Kelas Sosial
Kelas sosial merujuk adanya pembedaan hierarki atau tingkatan antara individu-individu dalam sebuah masyarakat. Pengertian kelas sosial dapat berbeda-beda dalam tiap zaman dan masyarakat. Namun, kelas sosial secara umum ditentukan oleh tingkat pendapatan, pendidikan dan kekuasaan. Contoh kelas atas (orang kaya, berpendidikan tinggi, atau memiliki kekuasaan yang benar), kelas menengah, dan kelas bawah.
4. Nilai Sosial
A. Pengertian Nilai Sosial
Secara sederhana, nilai sosial dapat diartikan sebagai
sesuatu yang baik, diinginkan, diharapkan, dan dianggap penting oleh
masyarakat. Hal-hal tersebut menjadi acuan warga masyarakat dalam bertindak.
Jadi, nilai sosial mengarahkan tindakan manusia.
Wujud nilai dalam kehidupan itu merupakan sesuatu yang
berharga sebab dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang indah dan yang
tidak indah, dan yang baik dan yang buruk. Wujud nilai dalam masyarakat berupa
penghargaan, hukuman, pujian, dan sebagainya.
Berbagai rumusan yang telah dikemukakan oleh para
sosiolog tentang nilai sosial sebagai berikut.
1.
Koentjaraningrat
Koentjaraningrat mengartikan nilai sosial sebagai konsepsi konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam hidup.
Koentjaraningrat mengartikan nilai sosial sebagai konsepsi konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam hidup.
2.
Charles.F.Andrian
Charles F. Andrian mendefinisikan nilai sosial sebagai konsep-konsep umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai, serta memberikan petunjuk mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil
Charles F. Andrian mendefinisikan nilai sosial sebagai konsep-konsep umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai, serta memberikan petunjuk mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil
3.
Young
Young merumuskan nilai sosial, yaitu sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
Young merumuskan nilai sosial, yaitu sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
4.
Green
Green melihat nilai sosial itu sebagai kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide, dan orang perorangan.
Green melihat nilai sosial itu sebagai kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide, dan orang perorangan.
5.
Woods
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
6.
M.Z.Lawang
M.Z. Lawang berpendapat bahwa nilai sosial merupakan gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan yang mempengaruhi perilaku sosial.
M.Z. Lawang berpendapat bahwa nilai sosial merupakan gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan yang mempengaruhi perilaku sosial.
A.
Ciri-ciri Nilai Sosial
Segala sesuatu memiliki penanda yang khas. Dengan
memerhatikan penanda tersebut, kita dapat membedakan sesuatu dengan yang lain.
Begitu pula nilai sosial. Ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.
- Merupakan hasil interaksi sosial antaranggota masyarakat.
- Bisa dipertukarkan kepada individu atau kelompok lain.
- Terbentuk melalui proses belajar.
- Bervariasi antarmasyarakat yang berbeda.
- Bisa berbeda pengaruhnya terhadap setiap individu dalam masyarakat.
- Bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap pengembangan pribadi seseorang.
- Berisi anggapan-anggapan dari berbagai objek di dalam masyarakat.
C. Sumber Nilai Sosial
Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat
bersumber pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.
- Nilai yang Bersumber dari Tuhan
Sumber nilai sosial berasal dari Tuhan biasanya diketahui melalui ajaran agama yang ditulis dalam kitab suci. Dalam ajaran agama, terdapat nilai yang dapat memberikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku terhadap sesamanya. Sebagai contoh, adanya nilai kasih sayang, ketaatan, kejujuran, hidup sederhana, dan lainlain. Nilai yang bersumber dari Tuhan sering disebut nilai theonom. - Nilai yang Bersumber dari Masyarakat
Masyarakat menyepakati sesuatu hal yang dianggap baik dan luhur, kemudian menjadikannya sebagai suatu pedoman dalam bertingkah laku. Sebagai contohnya, kesopanan dan kesantunan terhadap orang tua. Nilai yang berasal dari hasil kesepakatan banyak orang disebut nilai heteronom. - Nilai yang Bersumber dari Individu
Pada dasarnya, setiap individu memiliki sesuatu hal yang baik, luhur, dan penting. Sebagai contohnya, kegigihan dalam bekerja yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang beranggapan bahwa kerja keras adalah sesuatu yang penting untuk mencapai suatu kesuksesan/ keberhasilan. Lambat laun nilai ini diikuti oleh orang lain yang pada akhirnya akan menjadikan nilai tersebut milik bersama. Dalam kenyataannya, nilai sosial yang berasal dari individu sering ditularkan dengan cara memberi contoh perilaku yang sesuai dengan nilai yang dimaksud. Nilai yang berasal dari individu disebut nilai otonom.
5. Pengaruh
Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
A. DEFINISI
KEBUDAYAAN
Banyak definisi tentang budaya
yang dipaparkan oleh para pakar, diantaranya: Kebudayaan didefinisikan sebagai
kompleks simbol dan barang-barang buatan manusia (artifacts) yang diciptakan
oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi satu ke generasi yang
lain sebagai faktor penentu ( determinants) dan pengatur ( regulator ) perilaku
anggotanya (Setiadi, 2003).
Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu ( Wallendorf & Reilly, Mowen, 1995).
Budaya (culture) sebagai makna yang dimiliki bersama oleh (sebagian besar ) masyarakat dalam suatu kelompok sosial ( Peter & Olson, 2000).
Culture is that complex whole that includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society ( Loudan & Della Bitta, 1993)
Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat ( Angel, Blackwell& Miniard, 1994).
Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu ( Wallendorf & Reilly, Mowen, 1995).
Budaya (culture) sebagai makna yang dimiliki bersama oleh (sebagian besar ) masyarakat dalam suatu kelompok sosial ( Peter & Olson, 2000).
Culture is that complex whole that includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society ( Loudan & Della Bitta, 1993)
Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat ( Angel, Blackwell& Miniard, 1994).
B. BUDAYA
DAN KONSUMSI
Budaya merupakan sesuatu yang
perlu dipelajari, karena konsumen tidak dilahirkan spontan mengenai nilai atau
norma kehidupan sosial mereka, tetapi mereka harus belajar tentang apa yang
diterima dari keluarga dan teman-temannya. Anak menerima nilai dalam perilaku
mereka dari orang tua , guru dan teman-teman di lingkungan mereka. Namun dengan
kemajuan zaman yang sekarang ini banyak produk diarahkan pada kepraktisan,
misal anak-anak sekarang lebih suka makanan siap saji seperti Chicken Nugget,
Sossis, dan lain-lainnya karena kemudahan dalam terutama bagi wanita yang
bekerja dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengolah makanan.
Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari dan diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam nilai budaya di Indonesia harus hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil duduk dsb. Sedangkan di Amerika lebih berorientasi pada budaya yang mengacu pada nilai-nilai di Amerika seperti kepraktisan, individualisme, dsb.
Budaya berkembang karena kita hidup bersama orang lain di masyarakat. Hidup dengan orang lain menimbulkan kebutuhan untuk menentukan perilaku apa saja yang dapat diterima semua anggota kelompok. Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang dipegang oleh anggota kelompok masyarakat tertentu. Sistem nilai mempunyai dampak dalam perilaku membeli, misalnya orang yang memperhatikan masalah kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung bahan yang merugikan kesehatannya.
Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari dan diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam nilai budaya di Indonesia harus hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil duduk dsb. Sedangkan di Amerika lebih berorientasi pada budaya yang mengacu pada nilai-nilai di Amerika seperti kepraktisan, individualisme, dsb.
Budaya berkembang karena kita hidup bersama orang lain di masyarakat. Hidup dengan orang lain menimbulkan kebutuhan untuk menentukan perilaku apa saja yang dapat diterima semua anggota kelompok. Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang dipegang oleh anggota kelompok masyarakat tertentu. Sistem nilai mempunyai dampak dalam perilaku membeli, misalnya orang yang memperhatikan masalah kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung bahan yang merugikan kesehatannya.
segmentasi
pasar dan promosi yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat.
Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
- Tekanan pada kualitas
- Peranan wanita yang berubah
- Perubahan kehidupan keluarga
- Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
- Waktu senggang yang meningkat
- Pembelian secara impulsif
- Hasrat akan kenyamanan
Sumber :
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda