tugas# PERILAKU KONSUMEN
1.
DEFINISI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah
proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang
terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan
pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi
(penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk
setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang
dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan
seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam
perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer,
buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih
memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki
kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi,
psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen mempelajari
di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli
produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer
pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses
pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai
pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut
adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian
barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan
dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang
memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana
membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang
dibeli.
Banyak faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen
perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih
berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis,
sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang
membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain
produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa
aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen
adalah sebagai berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan
bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan
berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh
kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding
atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang
sama untuk beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri
pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku
konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan
perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat
luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Stanton, 1997).
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8),
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran
merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing
pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap
menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada
prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and
idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi,
hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2
yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional dan Irrasional.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku
Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai
dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang
bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan
dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau
branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan
kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
Dalam pasar yang semakin intensif tingkat
persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin
diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen begitu tinggi. Untuk itu
sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumen demi memuaskan
konsumen dan memenangkan persaingan.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat
bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran. Melalui
pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, pemasar
dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap
konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara
tepat.
2. SEGMENTASI (SEGMENTING)
Segmentasi adalah Menentukan target dari suatu
kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar
mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih
segmen pasar tertentu.
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi
atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau
memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian
maupun gaya hidup. Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the
process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller
homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying
characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa
tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang
menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat
memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu
diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu
(2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi
merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di
pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang
pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. Segmentasi tersebut
memiliki peran penting karena beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkinkan
perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi
pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk
menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan
perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta
menentukan posisi pasar perusahaan (Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003).
Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi.
Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan
dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk
mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang
berbeda dari yang dilakukan pesaing.
Tingkatan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dimulai dari
mengidentifikasi mass market (pemasaran massal) (Thomson, 2000). Mass market
ini terlalu beragam dan sulit untuk menetapkan target market dengan program
pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu disegmen menjadi
kelompok-kelompok yang homogen. Starting point dari segmentasi adalah mass
marketing. Didalam mass marketing program pemasaran dilakukan secara massal
seperti distribusi massal, promosi massal dan lainnya atau dengan kata lain
satu produk untuk semua. Akan tetapi mass marketing tidak selalu sukses dalam
melayani pasarnya karena satu program pemasaran tidak bisa melayani pasar yang
heterogen sehingga pelu dilakukan segmentasi, niche marketing (relung pasar)
dan pasar individu (Kotler, 2003).
Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk
mengidentifikasi sebuah kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki
kesamaan. Segmentasi merupakan cara tengah antara mass marketing dengan
individu. Dalam segmentasi pasar orang yang berada dalam satu segmen
diasumsikan benar-benar memiliki persamaan, padahal tidak ada dua orang yang benar-benar
memiliki persamaan dalam suatu hal (Kotler, 2003). Dengan demikian segmentasi
pasar memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mass market antara lain
perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang cocok atau sesuai dengan
target market. Perusahaan juga akan lebih mudah dalam menetapkan canel
distribusi dan dalam menetapkan komunikasi pemasaran. Pada niche marketing
lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub segmen yang
lebih kecil. Dengan adanya niche market perusahaan dapat memahami konsumen
dengan baik. Ciri menarik dari niche market adalah konsumen pada niche market
mempunyai kebutuhan yang kuat, konsumen ini mau membayar dengan harga yang
premium kepada perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengan baik. Nice market
memiliki pertumbuhan yang potensial dan profitable sehingga perusahaan dapat
melayani segmen ini. Sementara itu pada pasar individu merupakan bagian
terakhir dalam segmen, setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Pasar
individu dikenal juga dengan customize marketing atau one to one marketing
dimana konsumen dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar
individu secara customize sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seperti
yang mereka harapkan.
Pola Segmentasi Pasar
Untuk
mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat
digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:
- Homogeneus preference (preferensi homogen)Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
- Diffused preference (preferensi yang menyebar)Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan
- Clustered preference (preferensi yang mengelompok)Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.
Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga
tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
- Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
- Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
- Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value.
Dasar Segmentasi
Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada
dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama, consumen characteristic
(karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segmentasi yang
terdiri dari :
- Segmentasi Geografi. Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal konsumen.
- Demografi Segmentasi. Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan konsumen.
- Psychographic segmentation. Pada Psychographic segmentation pengelompokan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.
Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang
terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang
di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau
jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen
akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti
ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan
harga yang murah.
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003)
mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu
:
- Static Atribut Segmentation. Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.
- Dynamic Atribut Segmentation. Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.
- Individual Segmentation. Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.
Menentukan Dasar Segmentasi
Dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan
dapat disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui
konsumen berbeda dalam banyak hal dan masing – masing berpotensi membentuk
segmen, namun kenyataan tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua
situasi. Dengan demikian perlu kehati-hatian dalam memilih variabel segmentasi
agar sesuai dengan perusahaan. Agar strategi segmentasi tersebut tepat
perusahaan harus pertama, memandang pasar dari sudut yang unik dan dengan cara
yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Kedua metode segmentasi yang
digunakan harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan
serta menentukan alasan pelanggan untuk membeli. Karena alasan inilah dynamic
atribut segmentation lebih unggul dibandingkan static atribut segmentation,
sebab atribut ini lebih mengarah kepada perilaku pembelian, metode ini dapat
memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi pemasaran yang cocok
untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut (Kotler, Kartajaya, Huan dan
Liu,2003).
Segmentasi geografis dan demografis lebih mudah
dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode ini
tidak memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen memilih
dan membeli suatu produk. Sehingga akan sulit untuk membangun strategi yang
lengkap yang menyertakan perumusan positioning, marketing mix, penjualan,
pelayanan, proses dan membangun brand dengan keakuratan yang baik.
Syarat Segmentasi Yang Efektif
Dalam
melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi
tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,2003):
- Measurable (terukur). Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
- Substansial (banyak). Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
- Accessible (dapat diakses). Accessible berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
- Differentiable (dapat dibedakan). Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
- Actionable (dapat dilayani). Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Manfaat Segmentasi
Secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan
posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
konsumen (Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003,). Lebih lanjut Weinstein
(1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:
- Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.
- Determining effective and cost efficient promosional strategies. Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.
- Evaluating market competition in partikular the companys market position. Riset segmentasi menyediakan a competitive intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar.
- Providing insight on present marketing strategies. Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.
4. TARGET MARKET (TARGETING)
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen
pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan
segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang
berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara
keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan
harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara
umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko
yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah
berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan
dan sumber daya perusahaan.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003)
menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat
mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama,
perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan
akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen
yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan
dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi
yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan
juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan. Kedua adalah bahwa
strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan
yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah
perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen
pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan
value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi
harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif
untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi
tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar
yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. Ketiga
adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi
persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan
segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan
produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan
kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.
Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan
lima pola, dapat dijelaskan sebagai BerikuT
1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah
perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai
posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan
segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen
mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang
mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective Specialization.
2. Selective Specialization.
Selective
Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen
yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi
masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh
perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak
produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan
berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini,
perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun
resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan
produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan
berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan
memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang
dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan
timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full Market Coverage
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan
berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya
perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen,
pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan
daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan
biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila
dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya
berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan
adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost,
inventory cost, dan promotion cost.Selain itu ada pertimbangan tambahan yang
perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu
(Kotler, 2003):
1.Pilihan etika atas pasar sasaran.
Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya
tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang
rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam
pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi
bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan
segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan
industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
2.Interelasi dan segmen super.
2.Interelasi dan segmen super.
Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan
yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih
segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak
memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada
dalam segmen super.
3.Rencana serangan segmen per segmen.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh
perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk
menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega
marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik
dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.
4.Kerjasama antar segmen.
4.Kerjasama antar segmen.
Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama
antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.
PENETAPAN POSISI PASAR (POSITIONING)
Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di
benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning
adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk
pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta
competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu
perusahaan bukan produk pesaing. Seperti halnya diungkapkan Milton M. Presley
et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.
Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning
adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan
perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat
konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha
menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan
informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan,
dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana
mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003
menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan
identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus
mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing.
Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan,
tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut
menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh
kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat
perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan
perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi.
Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi
keberhasilan akhir perusahaan.
Cara Menentukan Positioning
Dalam menentukan positioning ada empat tahap yaitu:
identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri),
merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan,
menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang
beda (Kotler, 2003).
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003
menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan
positioning. Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini
positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning
mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu
penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Kriteria kedua didasarkan
atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus
mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang
strategis. Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor).
Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat
mendiferensiasikan diri dari para pesaing. Kriteria keempat didasarkan atas
kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change).
Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan
berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah
menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen.
Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan
tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus
berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka
akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan
dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan
penentuan positioning:
- Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
- Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
- Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
- Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
- Bisnis baru yang dimasuki
- Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar
Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
1. Be creative Be craetif maksudnya
adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau
target market.
2. Simplicity Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang
disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
3.Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan
harus konsisten dan melihat kondisi.
4.Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam
komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak
pelanggan
5.User their language
User their language maksudnya adalah dalam
mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.
5.
MOTIVASI DALAM PERILAKU KONSUMEN
Pengertian
Motivasi
Motivasi menurut American
Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai
pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau
bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan
menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai
sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat
erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu
berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan
dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi
timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin
dicapai kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu
waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku.
Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka
terhadap usaha motivasi para konsumen.
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu
tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari
tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain
bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.
Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai level intensitas
yang memadai. Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak
dan mengambil keputusan.
Macam –
macam motivasi :
Motivasi
Positif , menyangkut kebutuhan (needs), keinginan (wants) atau hasrat
Contoh : diskon, hadiah, pelayanan optimum
Motivasi
Negatif , misalnya : ketakutan (fears), dan keengganan (aversion)
Contoh : Standar pembelian dalam jangka/batas
waktu tertentu
Keduanya
mempunyai fungsi yang sama dalam mendorong dan mempertahankan prilaku manusia.
Maka orang menyebut keduanya : needs, wants, dan desires.
Teori –
teori tentang motivasi, antara lain :
1. Teori
Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.
Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat
atau hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologikal (physiological needs),
seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal
dan intelektual; kebutuhan akan kasih sayang (love needs); kebutuhan akan harga
diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
status; dan aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
2.
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk
mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa
motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan
prestasi. Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high
achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu sebuah preferensi untuk mengerjakan
tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; menyukai situasi-situasi di
mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena
faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan menginginkan umpan balik
tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang
berprestasi rendah.
3.
Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim
“ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah
yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan
pertumbuhan). Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh
manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat
menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain
memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
4.
Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional
adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti
bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang. Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang
dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan
seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh
para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
5.
Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia
terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
Dinamika
proses motivasi
Proses
motivasi :
1.
tujuan.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai,
baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2.
mengetahui
kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya
dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3.
komunikasi efektif.
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4.
integrasi
tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta
perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.
5.
fasilitas.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan.
Tujuan
motivasi konsumen
Tujuan
motivasi konsumen :
1.
meningkatkan
kepuasan
2.
mempertahankan
loyalitas
3.
efisiensi
4.
efektivitas
5.
menciptakan
suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan
pembeli atau konsumen.
Memahami
kebutuhan konsumen
Kebutuhan
konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
fisiologis.
Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan
kebutuhan hidup lainnya.
2.
keamanan.
Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3.
afiliasi dan
pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi
mereka.
4.
prestasi.
Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
5.
kekuasaaan.
Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain
6.
ekspresi
diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting
oleh orang lain.
7.
urutan dan
pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan,
pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
8.
pencarian
variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih
kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
9.
atribusi
sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda